Header Ads

test

Fenomena Munggahan Menjelang Ramadhan yang Sayang Sekali Jika Dilewatkan #SabtuNgopi


Rubrik #SabtuNgopi saya buat demi mempererat ikatan Grup Natureve dengan sistem kerja memberikan tautan artikel serupa satu sama lain antar anggota untuk memelihara kesehatan situs, dimana cakupan topik bahasan tidak terbatas. Terbit setiap Sabtu untuk menemani Ngopi Anda!

Topik minggu ini: Munggahan

Menjelang Ramadhan kita sudah tidak asing lagi dengan budaya piknik yang pada umumnya disebut 'Munggahan'. Meski bukan ajaran Islam, munggahan sendiri merupakan tradisi turun temurun yang terus dipertahankan oleh masyarakat Muslim Sunda (Jawa Barat) dalam rangka menyambut kedatangan Bulan Penuh Berkah. Seberapa heboh fenomena munggahan ini sampai-sampai orang tidak mau melewatkannya?

Baca juga: Meminimalisir Pengeluaran Dana Saat Libur Munggahan

Kata 'munggahan' berasal dari Basa Sunda yaitu 'unggah' (naik ke tempat yang lebih tinggi) dan 'munggah' (hari pertama puasa). Seiring dengan perkembangan jaman, munggahan diartikan sebagai tradisi berkumpul dengan acara makan bersama yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi. Biasanya seluruh anggota keluarga yang berada di luar kota akan berkumpul di rumah orang tuanya yang berada di pedesaan. Namun dikarenakan pengaruh migrasi, tradisi munggahan kini tidak perlu dilakukan di desa, di kota pun bisa. Misalnya dengan mengunjungi objek wisata dan tempat-tempat yang menarik!
Dari sekian banyaknya kegiatan, tradisi munggahan yang paling menonjol adalah acara makan-makan bersama. Bahkan tak jarang setiap kantor mengadakan acara munggahan bersama para pegawai. Acara makan-makan ini menjadi sangat menarik ketika dilaksanakan di tempat-tempat indah seperti pegunungan, perkebunan, pinggir pantai, dan tempat-tempat wisata lainnya.

Baca juga: Salah Satu Tradisi Orang Sunda Menyambut Bulan Ramadhan

Hari dimana munggahan diselenggarakan seringkali diperlakukan spesial. Orang mendadak pilih menu makan yang lebih mewah dari biasanya. Bahkan untuk beberapa orang yang kurang mampu sekalipun, akan memaksakan untuk membeli lauk pauk yang sedikit lebih mahal dari biasanya. Terlihat bagaimana masyarat sangat antusias dalam melaksanakan tradisi munggahan, sehingga tradisi ini perlu dipelihara, jangan sampai hilang.


Beberapa objek wisata yang mendadak ramai pengunjung saat munggahan:


1. Pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi.


Membludaknya pengunjung di Pelabuhan Ratu sudah menjadi pemandangan umum menjelang puasa. Pengunjung tidak hanya berasal dari Sukabumi, tapi juga dari luar kota yaitu Cianjur, Bogor, dan Jakarta. (Republika, 26/07)

2. Body Rafting, Green Canyon, Pangandaran.


Jika pemandangan pantai sudah terlalu mainstream bagi Anda, tidak ada salahnya untuk mencoba olahraga air Body Rafting bersama keluarga di daerah Cukang Taneuh 'Green Canyon', Pangandaran. Menjelang bulan puasa tersedia paket khusus munggahan dimana tarif per orang lebih murah dari hari-hari biasa, sekitar 129 ribu per orang. (MediaPangandaran, 11/05)

3. Cipanas Galunggung


Tempat wisata Cipanas Galunggung terletak di Kabupaten Tasikmalaya. Anda bisa menikmati waktu santai bersama keluarga dengan relaksasi berendam di air panas. Cipanas Galunggung juga dipercaya warga setempat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Namun saat munggahan, tarif masuk naik sekitar 25% dari tarif normal dikarenakan banyaknya pengunjung. (Kompasiana, 31/05)

Ayo rencanakan acara munggahan Anda!

14 komentar:

  1. Liburan ke pantai sepertinya menjadi agenda tahunan bagi kebanyakan orang sunda untuk menyambut ramadhan ya Mba ? :)
    memang sih munggahan itu meskipun tidak wajib namun bisa jadi ajang untuk mempererat ikatan batin, karena biasanya waktu munggahan juga dijadikan oleh sebagian orang untuk pulang kampung dari perantawannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena tempat wisata yang populer sudah pasti akan kepenuhan pengunjung saat munggahan tiba, alangkah lebih baiknya memilih tempat yang jarak dilirik wisatawan agar tempat tersebut serasa milik sendiri :D

      Hapus
  2. munggahan ditempat saya beda lagi mbak acaranya,hehe itulah indonesia ya mbak
    tapi seru deh tuh di air - air segerr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat ini mbak Debe di luar Indonesia kah? Ayo ceritakan bagaimana tradisi munggahan disana :)

      Hapus
  3. Cipanas galunggung selalu penuhh. Gak kebagian tempat berenang :D

    BalasHapus
  4. Sepertinya kalau menurut saya paling rame galunggung deh mbak karena jarak yang relatif dekat apabila ditempuh dari oleh orang tasik dan sudah menjadi langganan juga setiap munggahan termasuk saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya memang saat munggahan cipanas galunggung ini mendadak penuh bahkan tarifnya sampai naik 25% dari tarif normal

      Hapus
  5. emm, jadi topik pembicaraan nih juga di daerah ku, liburan kepantai sepertinya mengasikkan ya mb :D adem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak yang liburan ke pantas mas CB, makanya Pantai Pelabuhan Ratu dan Pantai Pangandaran jadi penuh.. takut macet :D

      Hapus
  6. Oh, begitu ya, ada banyak tempat lain juga yang bisa dijadikan pilihan saat munggahan, selain munggahan yang dilakukan pada tradisinya di Desa atau tempat tinggal sendiri.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk mempertahankan tradisi munggahan, beberapa orang yang tidak pergi ke desa sengaja berkunjung ke tempat-tempat wisata agar bisa mempererat ikatan silaturahmi mas :)

      Hapus
  7. yang aku tau munggahan itu cuma acara makan makan gitu.. ada toh munggahan yang jalan jalan sama keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih afdol dipake jalan-jalan mbak, kalau gak memungkinkan acara makan-makan dengan keluarga aja cukup..

      Hapus